BerandaGAYA HIDUP5 Tanda Awal Gangguan Kardiometabolik yang Sering Terabaikan, Cegah Sebelum Terlambat

5 Tanda Awal Gangguan Kardiometabolik yang Sering Terabaikan, Cegah Sebelum Terlambat

AKTUALINFO | JAKARTA — Penyakit kardiometabolik seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan obesitas kini semakin mengintai generasi produktif di Indonesia. Meski berbahaya, banyak orang belum menyadari gejala awalnya, sehingga pengobatan sering terlambat dilakukan. Padahal, deteksi dini dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah komplikasi serius.

Menurut laporan tren kesehatan global dan Asia Pasifik tahun 2025, peningkatan kasus penyakit kardiovaskular dan metabolik menjadi tantangan besar di kawasan ini. Di Indonesia, kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat memang meningkat, tetapi belum dibarengi dengan perilaku yang konsisten dalam menjaga pola makan dan aktivitas fisik.

Berikut lima tanda awal gangguan kardiometabolik yang sering diabaikan, padahal bisa menjadi sinyal bahaya bagi tubuh:

1. Mudah Lelah dan Sesak Napas Saat Aktivitas Ringan

Kelelahan berlebihan atau sesak napas saat beraktivitas ringan sering dianggap wajar. Padahal, gejala ini bisa menandakan jantung dan sistem metabolik mulai terganggu. Bila dibiarkan, kondisi ini dapat berkembang menjadi penyakit jantung atau gangguan metabolik serius.

2. Perubahan Lingkar Perut dan Berat Badan yang Tiba-tiba

Kenaikan lingkar perut tanpa perubahan pola makan atau aktivitas adalah indikator kuat adanya penumpukan lemak viseral. Obesitas sentral menjadi salah satu pemicu utama resistensi insulin dan peningkatan tekanan darah.

3. Tekanan Darah dan Gula Darah Naik Tanpa Gejala

Hipertensi dan pradiabetes dikenal sebagai “silent killer” karena sering muncul tanpa gejala. Banyak orang merasa sehat, padahal tekanan darah atau kadar gula mereka sudah di atas batas normal. Karena itu, pemeriksaan rutin menjadi hal penting untuk dilakukan setiap enam bulan.

4. Gangguan Tidur dan Stres yang Berkepanjangan

Kesehatan mental juga berperan besar dalam memicu gangguan metabolik. Studi NielsenIQ 2025 mencatat, 69 persen konsumen Indonesia kini lebih memperhatikan kesehatan emosional dibanding lima tahun lalu. Kurang tidur dan stres kronis terbukti memperburuk fungsi jantung serta metabolisme tubuh.

5. Hasil Pemeriksaan Rutin Menunjukkan Kelainan

Banyak kasus ditemukan saat pemeriksaan kesehatan rutin, ketika kadar kolesterol, asam urat, atau fungsi ginjal mulai tidak normal. Karena itu, periksa kesehatan secara berkala menjadi langkah kunci untuk mencegah kondisi kronis sejak dini.

Langkah Pencegahan

Agar terhindar dari risiko penyakit kardiometabolik, para ahli menyarankan beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan sehari-hari:

Ubah gaya hidup: Perbanyak konsumsi air putih, kurangi minuman manis, dan perbanyak sayur serta buah.

Rutin berolahraga: Minimal 150 menit aktivitas fisik per minggu.

Kelola stres dan tidur cukup: Hindari layar ponsel sebelum tidur dan buat rutinitas tidur yang teratur.

Gunakan teknologi: Manfaatkan aplikasi kesehatan digital dan layanan telemedis untuk memantau kondisi tubuh.

Tren kesehatan 2025 juga menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat beralih pada solusi kesehatan berbasis digital, termasuk pemeriksaan daring dan pemantauan detak jantung melalui smartwatch.

Kesimpulan

Gangguan kardiometabolik bukan hanya urusan usia lanjut. Generasi muda pun rentan mengalaminya akibat stres, pola makan buruk, dan kurang aktivitas fisik. Dengan mengenali tanda-tanda awal, melakukan deteksi dini, dan menerapkan gaya hidup sehat, risiko penyakit ini dapat ditekan secara signifikan.

Jangan tunggu gejala muncul baru bertindak, cegah sebelum terlambat. (**)

RELATED ARTICLES

POPULER