BerandaTEKNOMengapa Linux Gratis?, Ini Alasannya

Mengapa Linux Gratis?, Ini Alasannya

TEKNO | Dalam dunia perangkat lunak, sistem operasi merupakan komponen vital yang menjadi dasar dari semua aktivitas komputer. Mayoritas pengguna mungkin mengenal sistem operasi seperti Microsoft Windows atau macOS yang memerlukan lisensi berbayar. Namun, di sisi lain, terdapat sistem operasi Linux yang bisa digunakan secara gratis oleh siapa saja. Lalu, mengapa Linux bisa gratis? Apa yang membedakannya dari sistem operasi komersial lain?

Artikel ini akan membahas secara lengkap alasan mengapa Linux tidak memungut biaya penggunaan, sekaligus menjelaskan filosofi di balik dunia open source yang menjadi pondasinya.

Apa Itu Linux?

Linux adalah sistem operasi yang pertama kali dikembangkan oleh Linus Torvalds pada tahun 1991. Berbeda dengan sistem operasi komersial, Linux bukan hanya gratis, tapi juga bersifat open source. Artinya, siapa pun dapat melihat, mempelajari, memodifikasi, dan mendistribusikan ulang kode sumber Linux secara legal.

Linux sendiri tidak hanya digunakan di komputer pribadi, tetapi juga menjadi tulang punggung server, ponsel (seperti Android), superkomputer, perangkat IoT, dan sistem cloud di seluruh dunia.

Salah satu alasan utama Linux bisa digunakan secara gratis adalah karena Linux didistribusikan di bawah GNU General Public License (GPL). Lisensi ini memiliki prinsip dasar:

  • Setiap orang berhak menggunakan, menyalin, memodifikasi, dan mendistribusikan perangkat lunak.

  • Perubahan atau turunan dari perangkat lunak harus tetap menggunakan lisensi yang sama.

  • Tidak diperbolehkan mengubah lisensi untuk menjadikannya perangkat lunak eksklusif.

Dengan kata lain, selama perangkat lunak tetap berada di bawah lisensi GPL, tidak ada pihak yang berhak menarik biaya untuk penggunaannya.

Linux adalah proyek open source, yang berarti kode sumbernya tersedia untuk umum. Keunggulan dari sistem ini antara lain:

  • Transparansi: Siapa saja dapat menelusuri bagaimana sistem bekerja.

  • Kebebasan: Pengguna bisa memodifikasi sistem sesuai dengan kebutuhannya.

  • Partisipatif: Ribuan programmer dari seluruh dunia ikut serta dalam pengembangan dan pemeliharaan Linux secara sukarela.

Inilah yang membedakan Linux dari sistem operasi tertutup seperti Windows, di mana kode sumber dijaga ketat dan tidak bisa diakses sembarangan.

Linux bukan proyek milik satu perusahaan atau individu. Meskipun dimulai oleh Linus Torvalds, saat ini Linux dikembangkan oleh komunitas global yang terdiri dari:

  • Programmer independen.

  • Perusahaan teknologi besar (seperti IBM, Intel, Google, dan Red Hat).

  • Organisasi non-profit.

Model kolaborasi ini membuat Linux berkembang pesat dan tetap bisa didistribusikan secara gratis karena tidak ada kepentingan bisnis tunggal yang mengikat distribusinya.

Salah satu kesalahpahaman umum adalah menganggap “gratis” dalam konteks Linux hanya berarti bebas biaya. Padahal, dalam dunia open source, istilah “gratis” lebih merujuk pada kebebasan (freedom) daripada sekadar harga:

  • Kebebasan untuk menjalankan program untuk tujuan apa pun.

  • Kebebasan untuk mempelajari bagaimana program bekerja.

  • Kebebasan untuk menyebarluaskan salinan perangkat lunak.

  • Kebebasan untuk memperbaiki atau meningkatkan perangkat lunak.

Dengan demikian, nilai Linux bukan hanya pada harganya yang nol, tetapi pada kebebasan yang ditawarkan kepada penggunanya.

Meskipun Linux gratis, banyak perusahaan tetap mendapatkan keuntungan dari Linux dengan cara yang berbeda:

  • Menjual layanan dukungan dan konsultasi (contoh: Red Hat, Canonical/Ubuntu).

  • Pelatihan dan sertifikasi.

  • Pembuatan distro khusus untuk perusahaan atau sektor tertentu.

  • Layanan cloud berbasis Linux, seperti AWS atau Google Cloud.

Linux menciptakan ekosistem bisnis yang sehat tanpa memerlukan lisensi perangkat lunak berbayar seperti Windows.

Tidak Semua Distribusi Linux Sepenuhnya Gratis

Perlu dicatat bahwa meskipun inti dari Linux (kernel) bersifat gratis, beberapa distribusi (distro) Linux tertentu mungkin menyertakan layanan atau fitur tambahan yang bersifat komersial. Contohnya:

  • Red Hat Enterprise Linux (RHEL): Memerlukan langganan untuk mendapatkan dukungan resmi.

  • SUSE Linux Enterprise Server: Mengusung model serupa dengan RHEL.

Namun, untuk pengguna umum, tersedia banyak distribusi Linux gratis sepenuhnya seperti:

  • Ubuntu

  • Debian

  • Fedora

  • Linux Mint

  • Manjaro

  • Arch Linux

Dengan kesimpulan, Linux gratis karena dibangun atas dasar kebebasan perangkat lunak dan dikembangkan secara terbuka oleh komunitas global. Lisensi GNU GPL menjadi pelindung legal yang memastikan siapa pun dapat menggunakan, memodifikasi, dan mendistribusikannya tanpa biaya.

Di era modern ini, Linux telah menjadi fondasi bagi banyak teknologi penting, meskipun ia tidak memungut sepeser pun dari penggunanya. Inilah bukti nyata bahwa model kerja kolaboratif dan terbuka bisa menghasilkan sesuatu yang kuat, andal, dan dapat diakses semua orang.(*)

RELATED ARTICLES

POPULER